Page 7 - Orthopaedi - Meja Communication
P. 7
POJOK LMIAH 07
MANAJEMEN
Non-bedah
Levodopa efektif untuk pengobatan gejala parkinson,
seperti akinesia dan kekakuan. Namun, levodopa
dapat memperburuk camptocormia dan sindrom Pisa
di beberapa pasien dengan penyakit parkinson.
Bracing dengan distraksi torakopelvis anterior
dilakukan dengan orthosis terdiri dari dua sabuk
melingkari panggul dan dada yang dihubungkan oleh
penyokong anterior.
Intervensi Bedah
gambar 3:
Foto klinis Ketika mempertimbangkan pengobatan bedah dari
pasien dengan pasien parkinson, ahli bedah harus menganalisis
penyakit risiko dan manfaat faktor bedah sesuai konteks klinis
parkinson pasien. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
menunjukkan termasuk panjang instrumentasi, implan spesif k dan
camptocormia.
bahan yang digunakan, serta pendekatan. Beberapa
pasien mungkin tidak memerlukan instrumentasi dan
fusi, sementara pasien lain mungkin secara medis
Sindrom Pisa adalah deformitas di bidang koronal tidak bisa menoleransi prosedur tersebut.
yang melibatkan wilayah torakolumbal (Gambar 2).
Sindrom Pisa didef nisikan sebagai f eksi torakal ke Komplikasi Bedah
arah lateral sebanyak lebih dari atau sama dengan Pasien-pasien sangat rentan terhadap komplikasi
10° dari toraks lateral yang dapat diperbaiki pasca operasi seperti delirium, epidural hematoma,
dengan gerakan pasif atau perbaikan posisi pada emboli paru, kejadian terkait jantung dan terkait
keadaan telentang. transfusi. Pasien-pasien ini rentan terhadap
komplikasi bedah, seperti kegagalan instrumentasi,
proximal junctional kyphosis, dan penyakit segmen
Camptocormia didef nisikan sebagai f eksi tulang belakang yang bersampingan.
torakolumbal lebih dari atau sama dengan 45°
di bidang sagital dengan resolusi komplet kalau
pasien telentang (Gambar 3). Sonques mengkaitkan Disarikan dari:
camptocormia ke sebab psikogenik, melihat bahwa Themistocles S. Protopsaltis, MD, anthony j. Boniello, MD, frank
j. Schwab, MD: Review article—Management of Spinal Deformity in
kejadian tersebut sering terjadi setelah trauma adult Patients with neuromuscular Disease. the american academy of
psikologis dalam tentara Perang Dunia I. Orthopaedic Surgeons. September 2016, Vol 24, no 9
tabel 2. Penyakit neuromuskular yang terkait dengan deformitas tulang belakang
PENYAKIT NEuROMuSKuLAR DESKRIPSI PATOfISIOLOGI
PenyaKit ParKinson gangguan neuromuskular progresif dengan Patofisiologi tidak diketahui namun
gejala yang meliputi gemetar, kekakuan, diakibatkan oleh kematian sel
gaya berjalan yang tampak terburu- dopaminergik di substansia nigra.
buru, masalah pemikiran dan perilaku,
dan dementia.
CereBral Palsy sebuah gangguan gerak nonprogresif Patofisiologi tidak diketahui,
yang ditandai dengan cacat fisik dan diakibatkan oleh kerusakan pada pusat
kelemahan otot, terutama pada gerakan kontrol motorik pada perkembangan
tubuh. dikaitkan dengan ketidakseimbangan, otak in utero atau awal kehidupan.
osteoporosis, dan deformitas spinal progresif
berbentuk seperti huruf C.
multiPle sClerosis sebuah penyakit demielinasi yang sering dianggap sebagai kondisi
disebabkan oleh inflamasi autoimun pada idiopatik. mekanisme patologi
sistem saraf pusat dengan tampilan klinis melibatkan peradangan, demielinasi,
dan patologis yang bervariasi (namun paling dan degeneration aksonal.
utama neurologis). deformitas postural
merupakan gejala yang sering, dengan
penurunan kontrol postural statis sesuai
dengan lesi dari sistem sendorik.
ŏ ŏ ŏđŏŏ ŏ ŏĂĀāć
16978526_BULETIN ORTHOPEDI INDONESIA ED.3_T-7